BELAJAR GROWTH MINDSET DARI ANIME LOVE ALL PLAY

Belajar bukan hanya dari buku saja, menonton dari anime juga bisa dijadikan sebagai media belajar yang sekaligus menjadi hiburan yang menyenangkan.

Saya akhir-akhir ini suka mencoba untuk mencari hiburan melalui anime salah satunya anime berjudul Love All Play, anime ini menceritakan mengenai Ryo anak SMP yang menyukai olahraga bulutangkis dan suatu saat mendapatkan tawaran untuk masuk ke SMA bergengsi melalui jalur rekomendasi yang ditawarkan pelatih bulutangkis SMA itu. Sedangkan 2 sahabatnya memilih untuk masuk SMA yang berbeda, sementara itu ketika Ryo menceritakan tawaran ini kepada orang tuanya mereka terutama Ayahnya tidak mendukungnya. Dari sinilah konflik batin Ryo dimulai dan dia harus menentukan pilihannya.

Lalu apa hubungannya dengan Growth Mindset? Apa itu Growth Mindset? Growth Mindset adalah pola pikir yang menganggap kapasitas diri bisa ditingkatkan melalui kerja keras, menghadapi tantangan, dan menganggap kegagalan sebagai jalan untuk pembelajaran agar lebih sukses kedepannya. Hal ini terkesan wajar kan apabila menginginkan kesuksesan, tapi pernahkan kita berpikir apakah kita memiliki Growth Mindset yang cukup kuat? Apakah kita sering takut mencoba karena tidak jago dalam suatu hal atau takut gagal apabila mencobanya, atau awalnya mencoba hal yang kita inginkan kemudian menyerah ketika hal terasa mulai susah.

Kembali ke cerita anime, Ryo si tokoh utama disini awalnya menunjukkan ciri-ciri fix mindset (kebalikan dari growth mindset) dengan memiliki keraguan pada diri tentang kemampuan bulutangkisnya, dia tidak percaya diri dengan kemampuannya kemudian ditambahkan dia juga memikirkan sahabatnya yang memilih SMA yang berbeda, Ayahnya pun dengan tegas menolaknya dengan alasan dia terlalu mengkhawatirkan resiko dari kegiatan olahraga. Ryo sepertinya akan menyerah karena menghadapi rintangan ini karena harus berdebat dengan orangtuanya dan dia memilih untuk pergi keluar rumah untuk berjalan-jalan, namun kakak Ryo membelanya dia memperhatikan Ryo seperti menyimpan sesuatu namun tidak berani dikatakan pada Ayahnya, kemudian sebelum Ryo lari meninggalkan rumah kakaknya mendorongnya untuk memikirkan perasaannya yang sebenarnya, untuk menunjukkan keinginannya dan menentukan keputusannya sendiri.

Ketika berlari di sekeliling sambil memikirkan keputusannya Ryo mulai menunjukkan ciri-ciri growth mindset, dia tidak memikirkan keraguan terhadap kemampuannya tapi dia memikirkan sejauh mana dia bisa berkembang apabila mencobanya, bahkan dia juga sudah menimbang walaupun usahanya belum tentu berhasil sesuai ekspektasinya dia siap menerima kegagalan sebagai proses. Ketika itu HP nya berdering dan temannya ternyata mengabarinya, dia mendukung Ryo untuk masuk SMA pilihannya dan bergabung dengan klub bulutangkisnya agar suatu saat bisa bertanding.

Kecerian mulai muncul di wajah Ryo karena mendapat dukungan dari sahabatnya, dan dia sudah memikirkan keinginannya berdasarkan dorongan dari kakaknya. Ryo siap untuk berbicara lagi dengan orang tuanya. Namun ketika berbicara kembali dengan Ayahnya, dia tetap menolak. Ryo tidak putus asa menghadapi halangan itu, dia meminta dengan tulus dan sepenuh hati untuk diizinkan masuk SMA tersebut namun melalui jalur akademis, dia ingin menunjukkan kesungguhan untuk melihat sejauh mana dirinya berkembang. Kakaknya mendukung sepenuhnya untuk berusaha belajar lebih keras lagi supaya bisa masuk SMA tersebut.

Dia mulai belajar dengan keras, dan membuat jadwalnya penuh dengan to do list atau daftar hal yang harus dia pelajari, singkatnya ketika akhir semester gurunya bangga padanya karena nilainya menunjukkan banyak perubahan dari usahanya, disinilah Ryo mulai percaya diri kalau dia mencoba dengan sebaik mungkin maka hasilnya pun akan berubah menjadi lebih baik.

Growth mindset yang dimiliki Ryo berhasil membuatnya mencapai hal yang sebelumnya tidak mampu dicapai dengan gagasan bahwa kemampuan kita tidak tetap dan bisa ditingkatkan. Jadi sudahkah kamu melatih growth mindset?